Manusia
dan Harapan
A. Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita
terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal
yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni
ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang
mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah:
1.
kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui
lingkungan
5. perwujudan
cita-cita
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan
sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau bagaimanapun juga besar
sekali perbedaannya.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau
hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka manusia mempunyai
harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai
bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat atau dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Kelangsungan hidup
(survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan
papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi
makan/minum. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk
melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau
rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia
sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang membutuhkan keamanan.
Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah
saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan
kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa,
sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status
Setiap manusia membutuhkan status.
C. Pengertian Doa
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a"
artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon
sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang
memudharatkan.
1. Adapun
lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu
menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat
kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk
orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106)
2. Perkataan
atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka,
sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak
dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan
atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan
orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli
dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta
pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at
Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang
semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan.
Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada
penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia
meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan
focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan
manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar
bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau
menjatuhkan namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu
mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1. teori
koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2. teori
korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3. teori
pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan
pada diri sendiri
2. kepercayaan
pada orang lain
3. kepercayaan
pada pemerintah
4. kepercayaan
pada Tuhan
E. Kepercayaan dan Usaha untuk
Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap
pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri itu pada hakekatnya percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri,menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan atau yang diberikan kepada dirinya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu sama saja percaya kepada
saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Percaya kepada orang lain itu sudha
tentu percaya kepada hatinya. Perbuatan sesuai dengan kata hati , atau terhadap
kebenaran. Ada ucapan yang terdengar orang itu dipercaya karena ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji harus di
tepati, meskipun ucapan tersebut tidak terdengar oleh orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah
Rakyat adalah negara, negara itu menjelma sebagai rakyat.
Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai individu itu tak ada
artinya, manusia mempunyai arti hanya dalam masyarakat. Yang mepunyai hak
adalah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak. Maka dari itu manusia
sebagai warga negara percaya kepada negara / pemerintah.
4. Kepercayaan
kepada tuhan
Kepercayaan kepada tuhan itu sangat penting, karena
keberadaan manusia itu tidak dengan sendirinya, tetapi karena diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan itu sangat penting, karena merupan tali kuat yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya,
jika manusia tidak percaya kepada Tuhannya. Oleh karena itu jika manusia
mengharapkan pertolongan dari Tuhannya, maka dia harus percaya Kepada Tuhannya.
Sebab Tuhanlah yang selalui menyertai manusia.
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan rasa
kepercayaan kepada Tuhan, misalnya :
a. Meningkatkan ketaqwaan dengan cara ibadah
b. Menigkatkan
pengabdian kepada masyarakat
c. Meningkatkan kecintaan kepada sesama manusia dengan cara
tolong-menolong, dermawan, dan lain-lain.
d. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e. Menekan
perasaan negatif seperti dengki, fitnah, dan sebagainya.